Kabar.cloud - Bahasa daerah merupakan warisan budaya yang harus dijaga agar tidak punah di tengah arus globalisasi. Dalam rangka memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional ke-25 tahun 2025, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, mengajak seluruh masyarakat untuk berperan aktif dalam melestarikan bahasa daerah. Pernyataan ini disampaikan dalam acara peringatan yang digelar di SMPN 1 Turi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Mu’ti menegaskan bahwa ada beberapa langkah strategis yang bisa dilakukan untuk menjaga keberlanjutan bahasa daerah. Ia pun mengapresiasi siswa-siswi di SMPN 1 Turi yang mampu berbicara dalam bahasa Jawa dengan baik, serta menjadikan kebiasaan ini sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
Langkah-Langkah Pelestarian Bahasa Daerah
Dalam pidatonya, Abdul Mu'ti menyampaikan empat langkah penting dalam mengembangkan dan mempertahankan bahasa daerah:
1. Menggunakan Bahasa Daerah dalam Pembelajaran
Mu’ti menekankan bahwa bahasa daerah perlu diajarkan sebagai muatan lokal di sekolah. Dengan memasukkan bahasa daerah dalam kurikulum, generasi muda dapat mempelajarinya sejak dini dan tidak kehilangan keterampilan berbahasa daerah.
2. Menggunakan Bahasa Daerah dalam Kehidupan Sehari-hari
Selain di sekolah, penggunaan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari juga sangat penting. Mu’ti mengimbau masyarakat untuk tidak hanya memahami bahasa daerah, tetapi juga menggunakannya dalam percakapan harian agar tetap lestari.
3. Mengutamakan Bahasa Indonesia jika Sudah Memiliki Padanan Kata
Dalam konteks penggunaan bahasa secara luas, Mu’ti juga mengingatkan agar masyarakat tidak menggantikan bahasa Indonesia dengan bahasa asing jika sudah ada padanan kata yang sesuai dalam bahasa Indonesia maupun bahasa daerah. Langkah ini bertujuan untuk menghindari dominasi bahasa asing dalam komunikasi sehari-hari.
4. Menjadikan Bahasa Daerah sebagai Sarana dalam Seni dan Ilmu Pengetahuan
Bahasa daerah tidak hanya digunakan dalam percakapan, tetapi juga bisa dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti kesenian dan ilmu pengetahuan. Misalnya, melalui sastra, pertunjukan seni tradisional, hingga publikasi ilmiah yang menggunakan bahasa daerah sebagai bagian dari identitas budaya.
SMPN 1 Turi: Contoh Sekolah Pelestari Bahasa Daerah
Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional di SMPN 1 Turi bukan tanpa alasan. Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin, menjelaskan bahwa sekolah ini telah mendapat penghargaan sebagai Sekolah Pelestari Bahasa Jawa Terbaik dalam Festival Tunas Bahasa Ibu yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi DIY pada November 2024.
Kepala SMPN 1 Turi, Hospita Henny Koerniati, juga mengungkapkan bahwa sekolahnya telah menerapkan praktik revitalisasi bahasa daerah melalui kebijakan penggunaan bahasa Jawa setiap hari Kamis. Pada hari tersebut, siswa dan guru diwajibkan berkomunikasi dalam bahasa Jawa selama proses belajar-mengajar maupun dalam percakapan di lingkungan sekolah.
Pentingnya Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional
Hari Bahasa Ibu Internasional yang diperingati setiap 21 Februari merupakan momentum yang sangat penting dalam meningkatkan kesadaran akan peran bahasa dalam dunia pendidikan dan kehidupan sosial. Seperti yang dijelaskan Hafidz Muksin, bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga mempengaruhi cara seseorang belajar, berpikir, dan berinteraksi dengan masyarakat.
Peringatan ini juga menjadi pengingat bahwa di era modern seperti sekarang, bahasa daerah menghadapi tantangan besar. Jika tidak dilestarikan, banyak bahasa daerah yang berisiko punah akibat kurangnya penutur asli dan minimnya regenerasi. Oleh karena itu, berbagai inisiatif dari sekolah, masyarakat, dan pemerintah sangat diperlukan untuk menjaga eksistensi bahasa daerah.
إرسال تعليق