Operator PLTN Fukushima Daiichi yang lumpuh menyatakan rata-rata peningkatan harian air yang terkontaminasi sepanjang tahun fiskal hingga Maret adalah yang terendah sejak kecelakaan tahun 2011.
Perusahaan Tenaga Listrik Tokyo (TEPCO) mengatakan sekitar 70 ton air tercemar dihasilkan per hari pada tahun fiskal 2024, atau sekitar sepertujuh dari tingkat puncak tahun fiskal 2015.
Air yang terkontaminasi terkumpul di PLTN tersebut sejak mengalami tiga kali pelelehan akibat gempa dan tsunami besar pada Maret 2011.
Air yang digunakan untuk mendinginkan bahan bakar nuklir yang meleleh bercampur dengan hujan dan air tanah yang mengalir ke bangunan reaktor yang rusak, menciptakan air yang terkontaminasi.
TEPCO mengolah air tersebut untuk menghilangkan sebagian besar zat radioaktif sebelum menyimpannya dalam tangki. Air yang telah diolah, yang masih mengandung tritium, disimpan di lebih dari 1.000 tangki di kompleks PLTN tersebut.
Operator mengambil berbagai langkah untuk mengurangi masuknya air tanah ke dalam bangunan reaktor. Salah satunya adalah membuat dinding tanah beku di sekeliling bangunan. Tanah di sekitarnya juga telah ditutup dengan beton dan material lainnya.
TEPCO mengatakan aliran air masuk juga menurun karena curah hujan tahunan pada tahun fiskal lalu sekitar dua pertiga lebih rendah dari angka biasanya.
Perusahaan tersebut menargetkan untuk mengurangi tingkat harian produksi air terkontaminasi antara 50 ton dan 70 ton pada tahun fiskal 2028.