
Pasukan Israel (IDF) pada Selasa (27/05/2025) mengumumkan telah membuka pusat distribusi bantuan baru di Gaza. Selama hampir tiga bulan, IDF telah memblokir sebagian besar pengiriman bantuan penting, dengan tujuan memberikan tekanan tambahan pada Hamas bersamaan serangan militer.
Pejabat IDF mengatakan sebuah kelompok yang disebut Yayasan Kemanusiaan Gaza telah memberikan makanan kepada ribuan rumah tangga. Mereka menambahkan bahwa yayasan tersebut didukung oleh Amerika Serikat melalui empat pusat distribusi di Gaza. Dua pusat distribusi di wilayah selatan, Rafah, telah mulai beroperasi.
PBB dan organisasi lain sebelumnya mengurus pengiriman bantuan ke Gaza. Namun, badan-badan itu dituduh oleh Israel dan AS membiarkan pasokan jatuh ke tangan Hamas. Pejabat PBB membantah klaim itu dan mengatakan mereka tidak akan mengambil bagian dalam sistem baru tersebut.
Jens Laerke, juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, mengatakan pada Selasa, "Hal ini mengalihkan perhatian dari apa yang sebenarnya dibutuhkan, yaitu pembukaan kembali semua penyeberangan ke Gaza."
Laerke meminta Israel untuk mengizinkan masuknya semua bantuan yang telah berada di luar perbatasan yang menunggu untuk didistribusikan.