Klaim Presiden AS Donald Trump bahwa Cina melanggar perjanjian perdagangan telah memicu bantahan dari para pejabat di Beijing. Kementerian Perdagangan Cina menyebut tuduhan itu tidak berdasar.
Kedua negara mencapai sebuah kesepakatan saat bertemu di Jenewa pada Mei. Kesepakatan itu mencakup pengurangan tarif tambahan yang dikenakan masing-masing negara sebesar 115 persen poin.
Trump pada Jumat (30/05/2025) mengklaim di media sosial bahwa Cina melanggar kesepakatan itu. Pejabat AS berpendapat bahwa Cina menahan sejumlah komoditas ekspor, termasuk logam tanah jarang.
Kementerian Perdagangan Cina dalam pernyataan Senin (02/06/2025) menolak tuduhan tersebut dengan mengatakan bahwa Beijing aktif menegakkan perjanjian Jenewa secara bertanggung jawab.
Pernyataan itu menuduh pihak AS yang menerapkan tindakan diskriminatif terhadap Cina setelah kesepakatan dicapai. Dikatakan bahwa Amerika Serikat sangat merugikan hak-hak legitimasi Cina, mengutip rencana Washington untuk mencabut visa pelajar Cina,
Pernyataan itu juga mengatakan bahwa jika AS bersikeras menempuh jalannya sendiri dan terus merugikan kepentingan Cina, Beijing akan mengambil tindakan tegas untuk melindungi hak dan kepentingannya yang berdasarkan hukum.