Pemimpin Interim Bangladesh Desak Hubungan Lebih Kuat dengan Jepang

Bangladeshi interim leader, Nobel laureate Yunus urges stronger ties with Japan

Pemimpin sementara Bangladesh dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Muhammad Yunus menyatakan harapan bahwa Jepang akan menunjukkan kepemimpinan di Asia dan meningkatkan kerja sama dengan negaranya, terutama dalam mendukung kewirausahaan pemuda.

Yunus diangkat sebagai penasihat utama pemerintahan sementara Agustus lalu setelah mantan Perdana Menteri Sheikh Hasina mengundurkan diri menyusul protes mematikan yang dipimpin mahasiswa. Hasina telah menjabat selama sekitar 15 tahun.

Yunus diwawancarai secara eksklusif oleh NHK di Tokyo pada Kamis (29/05/2025).

Dalam wawancara tersebut, ia mengatakan berharap Jepang akan melaksanakan kepemimpinan di Asia dan mengambil inisiatif dalam membangun sistem untuk mendukung wirausahawan muda. Ia menyampaikan harapannya demi kerja sama bilateral yang lebih erat.

Media Bangladesh memberitakan minggu lalu bahwa Yunus mempertimbangkan untuk mengundurkan diri sebagai penasihat utama pemerintahan sementara. Media mengutip meningkatnya ketegangan dengan partai politik tertentu dan militer terkait pemilihan umum mendatang serta kesulitan dalam melaksanakan reformasi yang dijanjikan Yunus.

Yunus tidak menanggapi berita tersebut secara langsung, tetapi mengatakan kepada NHK bahwa ia berharap dapat melaksanakan sebanyak mungkin reformasi sebelum pemilu. Ia mengatakan pemerintah tidak ingin kembali ke struktur yang sama, kebijakan yang sama, peradilan yang sama, yang digunakan sebagai alat penindasan, alat untuk merampas hak-hak rakyat. Ia mengatakan segala sesuatu yang ada sekarang akan dikaji dan segala sesuatu yang dianggap tidak aman akan diubah.

Yunus mengatakan pemerintah berharap dapat menyelenggarakan pemilu antara bulan Desember dan Juni tahun depan, seperti yang diumumkan sebelumnya.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama