Kabar.cloud - Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI), dr. Pringgodigdo Nugroho, menegaskan bahwa kebiasaan tidak mencukupi kebutuhan cairan tubuh dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal. Ia menjelaskan bahwa dehidrasi kronis bisa berdampak negatif terhadap kesehatan ginjal, meskipun efeknya tidak langsung terlihat.
Dalam konferensi pers World Kidney Day 2025 di Jakarta, Rabu (12/3/2025), dr. Pringgodigdo menyampaikan bahwa kurangnya cairan dapat mengganggu fungsi ginjal secara bertahap. Kondisi ini juga berpotensi memicu infeksi saluran kemih, peradangan, hingga pembentukan batu ginjal akibat tingginya zat pembentuk batu dalam urin.
Ia juga menyoroti meningkatnya kasus penyakit ginjal pada generasi muda. Menurutnya, selain gaya hidup yang kurang sehat, faktor imun juga berperan dalam perkembangan penyakit ginjal. Salah satu kondisi yang perlu diwaspadai adalah Penyakit Ginjal Kronis (PGK), yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal secara bertahap. Ginjal memiliki jutaan unit penyaring yang disebut nefron, yang akan terus bekerja menggantikan fungsi nefron yang rusak. Namun, jika kerusakan terus berlanjut, fungsi ginjal bisa semakin menurun dan berisiko menyebabkan gagal ginjal.
Tantangan terbesar dalam menangani PGK adalah sifatnya yang sering tidak terdeteksi hingga kondisi ginjal sudah memasuki tahap akhir dengan hanya 10 persen fungsi yang tersisa. Penyakit ini tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, tetapi perkembangannya dapat diperlambat jika terdeteksi lebih awal.
Karena itu, dr. Pringgodigdo menekankan pentingnya melakukan pemeriksaan darah dan urine secara rutin untuk mendeteksi gangguan ginjal sejak dini. Selain itu, menjaga kesehatan ginjal dapat dilakukan dengan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi cukup air putih setiap hari agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik.