China kembali mengejutkan dunia dengan tiga gebrakan teknologi terbarunya, yaitu DeepSeek, Manus AI, dan chip kuantum Zuchongzhi-3. Ketiga inovasi ini menegaskan keseriusan China dalam mengembangkan teknologi canggih dan semakin mempersempit dominasi Amerika Serikat dalam industri teknologi.
DeepSeek: AI Chatbot Canggih Pesaing ChatGPT
DeepSeek adalah kecerdasan buatan terbaru yang dikembangkan oleh High Flyer, sebuah startup asal China. Dengan teknologi berbasis Mixture-of-Experts (MoE) yang mengelola 671 miliar parameter, DeepSeek mampu memberikan respons cepat dan efisien dalam menjawab pertanyaan serta membuat konten. Kepopulerannya melonjak drastis dan bahkan menyaingi dominasi ChatGPT serta Gemini buatan Google.
Manus AI: Inovasi AI Mandiri Tanpa Instruksi Tambahan
Manus AI adalah agen AI yang dikembangkan oleh startup Monica. Tidak seperti chatbot biasa, Manus AI dapat bekerja sendiri dengan satu perintah awal dan mengeksekusi tugas secara otomatis hingga menghasilkan hasil yang diinginkan. Manus AI telah diuji dalam berbagai tugas kompleks seperti menyaring CV terbaik, menyusun laporan, serta menganalisis data keuangan dengan tingkat akurasi tinggi.
Zuchongzhi-3: Chip Kuantum 1 Kuadriliun Kali Lebih Cepat dari Superkomputer
Dalam bidang komputasi kuantum, China menghadirkan Zuchongzhi-3, sebuah chip kuantum yang memiliki kecepatan pemrosesan 1.000 triliun kali lebih cepat dibandingkan superkomputer terkuat saat ini. Dibandingkan dengan chip kuantum Google, Sycamore, Zuchongzhi-3 mampu menyelesaikan tugas dengan kecepatan sejuta kali lebih tinggi, menandai era baru dalam supremasi kuantum.
Dengan ketiga inovasi ini, China semakin menegaskan posisinya sebagai pemimpin global dalam kecerdasan buatan dan komputasi kuantum. Langkah ini tidak hanya mempercepat revolusi industri teknologi tetapi juga membuka peluang bagi China untuk mendominasi pasar global di masa dep