Masjid Lumpur di Mali, Simbol Arsitektur Unik dari Afrika Barat

Kabar.cloud, Jakarta – Mali memiliki salah satu ikon arsitektur paling unik di dunia, yaitu Masjid Agung Djenne, bangunan berbahan lumpur terbesar yang telah masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO. Masjid ini dibangun pada abad ke-13 dan dirancang oleh arsitek Ismaila Traore dengan gaya arsitektur Sudano-Sahel.

Bangunan masjid ini menggunakan bata lumpur yang disebut ferey, kemudian dilapisi dengan campuran pasir serta semen berbasis tanah sebelum akhirnya dipoles dengan plester. Namun, kondisi iklim yang kering membuat dinding masjid mudah retak. Untuk menjaga keindahan dan kekuatannya, masyarakat setempat secara rutin mengadakan Crepissage de la Grand Masjid, yaitu tradisi tahunan untuk memperbaiki dan melapisi ulang dinding masjid.

Salah satu keunikan lainnya adalah penggunaan toron, batang palem rodier yang menonjol dari dinding fasad. Toron ini tidak hanya menjadi elemen dekoratif, tetapi juga berfungsi sebagai pijakan bagi pekerja yang melakukan pemeliharaan masjid.

Masjid ini dibangun di atas tanah yang ditinggikan setinggi 3 meter untuk menghindari dampak banjir dari Sungai Bani. Dengan luas mencapai 75 x 75 meter, masjid ini memiliki enam tangga utama sebagai akses masuk. Ruang sholatnya terletak di sisi timur dengan ukuran 26 x 50 meter, didukung oleh sembilan dinding yang membentang dari utara ke selatan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama