Kabar.cloud, Boyolali– Berada di ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut, Dukuh Gumuk di Kecamatan Tamansari, Boyolali, menjadi destinasi wisata yang menawarkan pengalaman unik. Berbeda dengan kawasan lain di lereng Merapi yang menampilkan puncak gunung dengan pasir vulkaniknya, pemandangan di Dukuh Gumuk justru mengarah ke Gunung Lawu dan Gunung Bibi, yang menjulang gagah dengan bukit hijau sebagai latar belakang.
Selain menikmati keindahan alam, wisatawan juga bisa mencicipi Kopi Gumuk Merapi, kopi khas daerah ini yang memiliki aroma mawar yang khas. Namun, daya tarik utama tempat ini bukan hanya kopi, melainkan aktivitas trekking dan program adopsi anggrek.
Masyarakat Dukuh Gumuk telah mengembangkan budidaya anggrek dengan metode kultur jaringan untuk dikembalikan ke habitat aslinya di hutan. Wisatawan yang tertarik dengan kegiatan konservasi dapat ikut serta dalam program adopsi anggrek, yaitu membeli tanaman anggrek hasil budidaya untuk ditempelkan ke pohon di kawasan hutan.
Joko Susanto, sekretaris Kelompok Tani Subur Makmur sekaligus penggiat kopi di Dukuh Gumuk, menjelaskan bahwa program ini lebih banyak menarik wisatawan dengan minat khusus, terutama mereka yang peduli terhadap lingkungan dan flora. Adopsi anggrek bisa dilakukan di kebun warga atau di kawasan Gumuk Indah Boyolali, yang juga merupakan jalur trekking di dalam Taman Nasional Gunung Merapi.
Wisatawan yang ingin trekking di kawasan taman nasional perlu melakukan reservasi sekitar 10-15 hari sebelumnya karena membutuhkan izin khusus. Adapun biaya adopsi anggrek berkisar Rp 700.000, menyesuaikan dengan tingkat kesulitan dalam proses budidayanya.
Selain menikmati keindahan alam dan berkontribusi dalam konservasi, wisatawan yang mengikuti jalur trekking akan diajak menjelajahi kawasan hutan hingga mencapai pemukiman Gobumi, yang terletak di selatan Dukuh Gumuk. Tarif trekking disesuaikan dengan rute dan aktivitas yang dipilih.
Dulunya, kawasan Gumuk Indah Boyolali dibuka untuk umum, tetapi karena banyaknya pengunjung yang kurang menjaga kebersihan, kini tempat ini difokuskan untuk wisata minat khusus demi menjaga kelestariannya.