Paramedis Jepang Keliling: Petugas Kesehatan Kunjungi Para Pengungsi di Rumah

 Paramedis Jepang Keliling: Petugas Kesehatan Kunjungi Para Pengungsi di Rumah

Para pengungsi di wilayah terdampak gempa Noto yang tidak dapat pergi ke tempat pengungsian mendapatkan bantuan dari lembaga nirlaba. LSM Bantuan Medis Kemanusiaan, HuMA, yang beranggotakan sejumlah dokter dan perawat dari seluruh Jepang, baru-baru ini mengirimkan satu tim ke Kota Suzu, Prefektur Ishikawa. Mereka memberikan perawatan yang mungkin sulit didapat di luar pusat evakuasi.

Para pejabat Asosiasi Medis Noto Utara mengatakan hingga 5 Februari kerusakan bangunan dan terhentinya aliran air bersih akibat gempa Hari Tahun Baru memaksa penangguhan atau pengurangan layanan di 11 fasilitas medis di kota Wajima, Suzu, dan lainnya.

Satu tim HuMA baru-baru ini mengunjungi seorang wanita berusia 92 tahun di Kota Horyu, Suzu. Ia hampir sepenuhnya terbaring di tempat tidur dan menjadi pengungsi yang tinggal di rumah. Putrinya yang tinggal bersamanya mengatakan, "Saya mengkhawatirkan ibu akan sakit karena stres jika harus pindah. Saya kira akan sangat membantu jika ada dokter dan perawat datang dan memastikan kondisi ibunya."

Tiga orang dokter dan perawat HuMA dari wilayah Kansai, Jepang barat, mengunjungi wanita itu. Salah satu dokter menjelaskan kasus-kasus pasien diabetes dan tidak dapat pergi ke rumah sakit. Kondisinya dapat memburuk jika tidak mendapatkan perawatan dan diet yang sepatutnya.

"Wilayah yang terdampak gempa itu luas, dan sejumlah orang yang bertahan di rumah tidak terjangkau oleh pengawasan pemerintah," ujar Dr. Ino Haruka. "Dokter umum yang memiliki hubungan erat dengan para pasiennya juga terdampak gempa itu. Bahkan, jika mereka hendak merespons permintaan untuk berobat, mereka mungkin tidak dapat melakukannya untuk sementara waktu. Saya kira kelompok seperti kami dapat memberikan bantuan hingga situasi ini teratasi."

Dr. Ino Haruka, anggota HuMA.

Dr. Natsukawa Tomoaki, Direktur HuMA sekaligus dokter yang berpengalaman dengan kondisi bencana, mengatakan banyak pengungsi lansia berdiam di rumah, meskipun kondisinya buruk. Memastikan mereka mendapatkan perawatan merupakan sebuah tantangan. "Segera setelah gempa itu, kami tidak punya pilihan kecuali fokus ke orang-orang di pusat pengungsian," ujarnya. "Hanya setelah beberapa hari kami baru dapat mengidentifikasi warga yang tetap tinggal di rumah. Ada kemungkinan kesehatan mereka mungkin memburuk selama periode waktu ini."

Terkait masa depan, Natsukawa mengatakan, "Kami terus memberikan kontribusi dari luar dan dengan merotasi staf medis. Namun, akan sulit untuk melakukan hal ini secara permanen. Kami harus menyerahkan tanggung jawab ini saat masalah terhentinya aliran air teratasi serta warga setempat kembali dan menyambungkan kembali masyarakat dengan sistem pelayanan kesehatan."

Dr. Natsukawa Tomoaki, Direktur HuMA dan pakar pengobatan saat bencana.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama